Filosofi dan Tuah Keris Jangkung

Filosofi dan Tuah Keris Jangkung : Pembahasan Lengkap

Posted on

Exponesia.id – Filosofi dan Tuah Keris Jangkung : Pembahasan Lengkap. Jelajahi dunia kaya Filosofi dan Tuah Keris Jangkung yang tradisional dan temukan makna tersembunyi, signifikansi budayanya, dan kekuatan mistisnya. Telusuri sejarah dan cerita rakyat warisan Indonesia yang unik ini.

Daya tarik mistis senjata tradisional Indonesia telah memukau para penggemar dan sejarawan selama berabad-abad. Di antara harta karun ini, Keris Jangkung menonjol dengan Filosofi dan Tuahnya yang menarik. Dalam artikel komprehensif ini, kita akan menjelajah ke dalam dunia Filosofi dan Tuah Keris Jangkung, mengungkapkan misteri, sejarah, dan signifikansi budayanya.

Keris Jangkung Adalah?

Keris Jangkung adalah istilah untuk Keris dengan tiga luk. Sementara itu, dhapur Keris Jangkung memiliki berbagai jenis. Kata “Jangkung” berasal dari “njangkungi,” yang mengandung makna perlindungan dan pengayoman. Ini juga bisa diartikan sebagai “Jinampang Jinangkungan,” yang berarti “dimudahkan dan tercapai.”

Dengan demikian, Keris dengan tiga luk ini melambangkan harapan agar segala urusan pemilik Keris dimudahkan dan impian atau cita-citanya tercapai, sambil selalu mendapatkan perlindungan dari Tuhan.

Orang Jawa menyebutnya “Jangkung,” dengan harapan bahwa keinginannya selalu diberikan perlindungan dan dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.

Konon, pada awal masa pemerintahannya, Sultan Agung Hanyokrokusumo beberapa kali memesan Keris dengan dhapur Jangkung sebagai simbol tekadnya dalam memberikan pengayoman dan perlindungan kepada rakyat Mataram pada saat itu.

Keunikan dari keris “Ki Jangkung”

Keunikan dari keris “Ki Jangkung” sungguh memukau dan penuh misteri. Dalam observasi langsung yang penulis lakukan, ditemukan beberapa hal yang benar-benar istimewa mengenai keris ini. Salah satu keistimewaannya yang paling mencolok adalah kemampuan keris ini untuk berdiri tegak dengan ujungnya sendiri. Keajaiban ini telah terbukti ketika penulis melihat pemiliknya dapat dengan mudah menegakkan keris tersebut pada sebuah meja kaca. Fenomena ini sungguh memikat perhatian dan menjadi bukti nyata akan aura mistis yang mengelilingi “Ki Jangkung.”

Tidak hanya itu, cerita menarik lainnya juga terkait dengan penggunaan keris ini. Saat prosesi siraman sebelum akad nikah pemilik keris dan istrinya, terjadi insiden yang tidak terduga ketika istrinya tersengat oleh kalajengking yang bersembunyi dalam kendi air yang digunakan untuk prosesi siraman.

Namun, apa yang terjadi selanjutnya benar-benar menakjubkan. Dengan menggunakan keris “Ki Jangkung,” pemiliknya dengan penuh keyakinan mendekatkan bagian tubuh istrinya yang telah disengat oleh kalajengking tersebut. Tak lama kemudian, racun atau upas dari kalajengking tersebut mulai keluar. Kejadian ini bukan hanya dicatat oleh pemilik keris, melainkan juga diberikan kesaksian oleh sang istri yang merasakan perubahan yang luar biasa setelah menggunakan keris “Ki Jangkung.”

Semua keunikan dan keistimewaan ini menjadikan keris “Ki Jangkung” sebagai benda pusaka yang penuh dengan misteri dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Cerita-cerita seperti ini membuktikan bahwa keris ini memiliki nilai lebih dari sekadar seni dan warisan budaya, melainkan juga merupakan simbol kepercayaan dan keajaiban yang berhubungan erat dengan pemiliknya.

Filosofi dan Tuah Keris Jangkung

Keris Jangkung, sebagaimana yang diuraikan dalam buku “Keris Jawa, Antara Mistik Dan Nalar,” memiliki makna yang mendalam, yakni Perlindungan dan Pengayoman. Dalam terminologi Sugeng SW (KR-Jogja), keris berlekuk tiga atau Jangkung melambangkan harapan manusia untuk “Jinangkung Jinampangan” dari Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam konteks ini, keris berlekuk tiga mencerminkan aspirasi agar impian dan keinginan manusia dapat terwujud. Masyarakat Jawa menyebutnya Jangkung, ingin agar keinginannya senantiasa di-jangkung, yakni dipenuhi oleh Kuasa Ilahi.

Konon, pada awal pemerintahannya, Sultan Agung Hanyokrokusumo memesan beberapa kali keris dapur Jangkung, sebagai simbol tekadnya untuk memberikan perlindungan dan pengayoman kepada warga Mataram pada masa itu.

Pada tahun 1984 dan 1985, Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga memesan dua bilah keris, termasuk salah satunya dapur Jangkung Mengku Negoro dari Empu Djeno Harumbrodjo. Sayangnya, beliau wafat sebelum keris tersebut selesai dibuat.

Keris Luk 3 Dapur Jangkung dapat menjadi pengingat akan tugas kita sebagai manusia yang bertanggung jawab sebagai Khalifah di dunia. Oleh karena itu, tugas untuk memberikan pengayoman dan perlindungan kepada seluruh ciptaan Tuhan menjadi tanggung jawab manusia sebagai pemimpin di dunia.

Namun, sering kali manusia cenderung dominan terhadap seluruh ekosistem alam, terutama di Bumi. Mereka terkadang terfokus hanya pada diri dan kebutuhan mereka sendiri tanpa mempertimbangkan bahwa dunia dan alam semesta ini adalah jaringan kehidupan yang saling terkait dan memengaruhi satu sama lain.

Ini menggambarkan pergeseran fungsi manusia dari Pengayom dan Pelindung menjadi Penguasa dan Pemilik. Meskipun kita menyadari bahwa alam ini adalah ciptaan Tuhan, perubahan ini menyebabkan penggunaan sumber daya alam hanya untuk memenuhi nafsu manusia tanpa memperhatikan keseimbangan dan kelangsungan hidup makhluk lainnya.

Dengan demikian, ketidakseimbangan dalam ekosistem terjadi, di mana manusia mendominasi alam semesta. Akibatnya, muncul berbagai bencana seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, letusan lumpur panas, hingga kerusuhan sosial dan politik.

Mari bersama-sama terus menyebarkan kesadaran dan berjuang untuk menjaga keseimbangan alam. Ini adalah peran kita sebagai Pengayom dan Penjaga kehidupan di dunia, bukan sebagai Pemilik. Karena sebenarnya, segala yang ada di Alam Raya ini adalah milik dan kuasa Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam konteks ini, Keris juga memiliki manfaat sebagai Pusaka atau Piyandel. Ia mengajarkan filosofi hidup yang berharga, di mana kita dapat belajar banyak dari pengalaman masa lalu, meskipun kita tidak hidup pada masa tersebut.

Unsur Filosofis Keris Jangkung

Dalam dunia filosofi dan tuah Keris Jangkung, terdapat unsur-unsur filosofis yang mendalam. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai unsur-unsur tersebut:

1. Luk dan Bilah: Simbol Kehidupan

Setiap bilah keris memiliki “luk” atau gelombang yang menggambarkan perjalanan kehidupan manusia. Luk pada keris Jangkung melambangkan dinamika kehidupan, mencerminkan pasang surut, suka dan duka, serta perjuangan yang melekat dalam perjalanan hidup kita. Seperti gelombang yang selalu bergerak maju dan mundur, demikian pula kehidupan manusia penuh dengan tantangan dan perubahan.

2. Pamor: Harmoni Alam Semesta

“Pamor” adalah pola unik pada bilah keris yang dihasilkan melalui teknik khusus dalam pembuatannya. Pamor ini bukan hanya sekadar hiasan, melainkan juga simbol dari harmoni dan keseimbangan antara alam, manusia, dan Tuhan. Pamor mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga keseimbangan dan hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Ini mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari alam semesta yang lebih besar, dan kita harus hidup dalam keseimbangan dengan lingkungan kita.

3. Ganja: Penguat Keteguhan

Ganja keris, yang terletak di bagian bawah bilah, memiliki makna yang dalam. Ganja melambangkan keteguhan dan kestabilan. Dalam kehidupan, kita sering dihadapkan pada rintangan dan cobaan yang menguji keteguhan kita. Ganja mengajarkan kita untuk tetap teguh dan stabil dalam menghadapi berbagai tantangan yang datang. Seperti bagian yang kuat dari keris, keteguhan kita dapat menjadi landasan yang kokoh dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan perubahan dan ketidakpastian.

Penutup

Dalam era modern ini, penting untuk kita semua menjaga dan melestarikan warisan budaya seperti Keris Jangkung. Bukan hanya sebagai simbol kejayaan masa lalu, tetapi sebagai bentuk penghargaan kita terhadap kekayaan intelektual dan spiritual bangsa. Semoga dengan semakin banyaknya pengetahuan dan apresiasi terhadap Filosofi dan Tuah Keris Jangkung, kita semua dapat mengambil hikmah dan inspirasi untuk menjadi individu yang lebih baik dan bijaksana.

Itu saja pembahasan yang bisa exponesia.id berikan kepada kalian mengenai Filosofi dan Tuah Keris Jangkung. Semoga bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *