Mengenal Dzikir Nasyid

Mengenal Dzikir Nasyid : Bacaan dan Dalilnya Secara Lengkap

Posted on

Exponesia.id – Mengenal Dzikir Nasyid : Bacaan dan Dalilnya Secara Lengkap. Dalam kehidupan modern yang begitu cepat, mudah untuk melupakan pentingnya spiritualitas dan ketenangan batin. Mengenal Dzikir Nasyid adalah praktik yang dapat membantu kita untuk terhubung kembali dengan hakikat spiritual kita. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek dari Mengenal Dzikir Nasyid, signifikansinya, dan bagaimana hal ini dapat meningkatkan kehidupan kita.

Mengenal Dzikir Nasyid

Terkait dengan pembahasan mengenai Dzikir Nasyid, mari kita lebih dalam memahami konsep ini. Dzikir Nasyid merupakan salah satu praktik keagamaan yang dijalankan oleh kaum Muslimin Banjar, khususnya mereka yang tergabung dalam suatu tarekat. Untuk lebih memahami Dzikir Nasyid, kita perlu melihat dua aspek penting:

1. Pengamalan Tarekat dan Zikir Nasyid

Kaum Muslimin Banjar dikenal luas sebagai kelompok yang mengikuti ajaran tarekat dalam Islam. Tarekat adalah suatu aliran dalam Islam yang menekankan praktik-praktik spiritual sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Para pengikut tarekat ini meyakini bahwa dengan melaksanakan praktik-praktik ini, mereka dapat mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang agama dan menguatkan ikatan mereka dengan Sang Pencipta.

Salah satu bentuk praktik spiritual yang penting dalam tarekat adalah zikir. Zikir adalah pengulangan kalimat-kalimat atau nama-nama Tuhan dengan tujuan untuk terus-menerus mengingat-Nya dan merasakan kedekatan spiritual dengan-Nya. Dalam konteks kaum Muslimin Banjar, zikir menjadi bagian integral dari kehidupan spiritual mereka.

2. Nasyid sebagai Bentuk Zikir

Nasyid, dalam konteks ini, menjadi salah satu bentuk konkret dari zikir yang diamalkan oleh kaum Muslimin Banjar. Nasyid adalah lagu-lagu religius yang berisi pesan-pesan keagamaan, pujian kepada Tuhan, serta nilai-nilai moral. Lagu-lagu ini sering kali dinyanyikan secara berkelompok, menciptakan atmosfer spiritual yang mendalam.

Nasyid bukan hanya sekadar musik biasa, tetapi juga sarana untuk memperkuat rasa spiritual dan keimanan para pengikut tarekat. Melalui lirik-lirik yang sarat makna keagamaan, para pengikut tarekat merasa terhubung lebih dekat dengan Tuhan. Nasyid juga sering digunakan untuk merenungkan ajaran-ajaran agama dan mendalamkannya dalam diri, sehingga menciptakan pengalaman rohani yang mendalam.

3. Penggunaan Nasyid dalam Perayaan Haul

Zikir nasyid memiliki peran penting dalam perayaan haul, yang merupakan suatu acara yang diadakan menjelang atau pada hari ulang tahun kematian seorang wali atau tokoh sufi yang sangat dihormati dalam tarekat. Di antara contoh perayaan haul yang terkenal adalah haul Muallim KH Jahri dan haul Tuan Guru Sekumpul Martapura.

Pada acara-acara haul ini, para pengikut tarekat dan komunitas setempat berkumpul untuk mengenang, merayakan, dan menghormati kehidupan spiritual dan warisan tokoh sufi tersebut. Salah satu elemen penting dalam perayaan ini adalah melantunkan zikir nasyid. Lagu-lagu nasyid yang dipilih biasanya mengandung pesan-pesan keagamaan, pujian kepada Allah, dan peringatan akan ajaran-ajaran yang diajarkan oleh tokoh sufi tersebut. Melalui zikir nasyid, suasana ruang perayaan menjadi penuh dengan kekhusyukan spiritual, dan para hadirin merasa lebih dekat dengan nilai-nilai keagamaan yang dianut oleh tokoh yang dihormati.

4. Tarekat Naqsyabandiyah Qadiriyah dan Manaqib

Dalam tarekat Naqsyabandiyah Qadiriyah, terdapat praktik penting yang disebut Manaqib. Manaqib adalah pembacaan riwayat atau kisah-kisah keagamaan tentang para wali atau tokoh sufi yang dianggap sebagai panutan dan teladan. Dalam pembacaan Manaqib ini, zikir nasyid memiliki peran yang signifikan.

Zikir nasyid digunakan untuk menghidupkan kembali kisah-kisah keagamaan ini dalam bentuk nyanyian. Lagu-lagu nasyid membawa pesan-pesan spiritual dan ajaran-ajaran yang terkandung dalam kisah-kisah tersebut. Para pengikut tarekat mendengarkan dan melantunkan nasyid ini sebagai sarana untuk mendalamkan penghayatan terhadap kisah-kisah para tokoh sufi yang dihormati.

Dalam praktik tarekat, pemimpin zikir memiliki peran penting dalam mengarahkan dan memandu pengikut tarekat dalam melantunkan zikir nasyid. Salah satu contoh yang terkenal adalah Sayid Muhammad Al-Maliki, yang dihormati sebagai seorang pemimpin zikir yang memiliki pemahaman mendalam tentang praktik tarekat ini. Selain itu, aliran-aliran sufi lain di berbagai negara juga memiliki praktik zikir nasyid yang serupa, dengan pemimpin zikir yang mengambil peran sentral dalam menjaga kesakralan dan makna spiritual dalam melaksanakan zikir nasyid ini.

Bacaan Dzikir Nasyid

Setelah Mengenal Dzikir Nasyid, selanjutnya di tarekat Naqsyabandiyah Qadiriyah, kita juga menemukan momen-momen seperti pembacaan Manaqib, sebagai contoh. Selain itu, ada zikir yang diarahkan oleh Sayid Muhammad Al-Maliki, serta berbagai tradisi Sufi lainnya di banyak negara.

Untuk zikir dan nasyid tersebut, ada beberapa aspek yang perlu diuraikan secara detail:

1. Melantunkan Syair

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berdoa dengan syair:

  • وَاللهِ لَوْلاَ أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا • وَلاَ تَصَدَّقْنَا وَلاَ صَلَّيْنَا

“Demi Allah, tanpa Mu kami tidak mendapat hidayah, tidak dapat bersedekah dan salat.

  • فَأَنْزِلَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا • إِنَّ الأُلَى قَدْ أَبَوْا عَلَيْنَا

“Maka turunkan ketenangan untuk kami. Karena mereka sungguh menolak kepada kami”

Dalam riwayat tersebut terdapat redaksi:

  • وَيَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ

Rasulullah mengeraskan suaranya dengan bacaan tersebut (HR Bukhari 2837 dan Muslim 4771)

Di hadis lain saat para Sahabat bersyair:

  • نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدًا • عَلَى الإِسْلاَمِ مَا بَقِينَا أَبَدًا

Kami adalah orang-orang yang berbaiat kepada Muhammad, berpegang pada Islam selama kami hidup selamanya”

Kemudian Rasulullah menjawab dengan doa syair yang bersajak:

  • اللَّهُمَّ إِنَّ الْخَيْرَ خَيْرُ الآخِرَهْ • فَاغْفِرْ لِلأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَهْ

“Ya Allah. Sungguh hakikat kebaikan adalah kebaikan di akhirat. Maka ampunilah Sahabat Anshar dan Muhajirin” (HR al-Bukhari No 2835 dan Muslim No 4777)

2. Zikir Yang Dilagukan

Kalau bersyair boleh bahkan dilakukan oleh Nabi, lalu bagaimana jika syair tersebut diisi dengan zikir? Ulama Al-Azhar, Syekh Sulaiman Al-Jamal mengutip dari Hujjatul Islam:

  • قَالَ الْغَزَالِيُّ الْغِنَاءُ إنْ قُصِدَ بِهِ تَرْوِيحُ الْقَلْبِ لِيُقَوِّيَ عَلَى الطَّاعَةِ فَهُوَ طَاعَةٌ أَوْ عَلَى الْمَعْصِيَةِ فَهُوَ مَعْصِيَةٌ أَوْ لَمْ يُقْصَدْ بِهِ شَيْءٌ فَهُوَ لَهْوٌ مَعْفُوٌّ عَنْهُ ا هـ ح ل

al-Ghazali berkata: “Jika nyanyian ditujukan untuk menguatkan hati dalam ibadah, maka bernilai ibadah. Jika untuk maksiat maka bernilai maksiat. Dan jika tidak ada tujuannya, maka ucapan yang sia-sia yang diampuni” (Hasyiah al-Jamal 23/270)

3. Zikir Bersama Dipandu Seorang Imam

  • قال شَدَّادُ بْنُ اَوْسٍ وَعُبَادَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ حَاضِرٌ فَصَدَّقَهُ وَقَالَ قَالَ : بَايَعْنَا رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، فَقَالَ : فِيكُمْ غَرِيبٌ يَعْنِي أَهْلَ الْكِتَابِ ، فَقُلْنَا : لاَ يَا رَسُولَ اللهِ ، فَأَمَرَ بِغَلْقِ الْبَابِ ، وَقَالَ : ارْفَعُوا أَيْدِيكُمْ فَقُولُوا : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، فَرَفَعْنَا أَيْدِيَنَا سَاعَةً

Syaddad bin Aus berkata, dihadiri oleh Ubadah dan ia membenarkannya: “Kaimi berbaiat kepada Nabi, beliau bertanya: “Apakah diantara kalian ada orang asing (ahli kitab)?” kami menjawab: “Tidak ada, wahai Rasulullah.” Kemudian Nabi menyuruh menutup pintu. Nabi bersabda: “Angkat tangan kalian, ucapkanlah La ilaha illa Allah.” Lalu kami mengangkat tangan kami (HR Thabrani, para perawinya dinilai terpercaya. Terdapat perawi bernama Rasyid bin Dawud, dinilai tsiqah oleh Ibnu Main dan Ibnu Hibban. Dan dinilai daif oleh Ad-Daraquthni)

4. Gerakan Tubuh

Zikir tersebut ada yang spontan refleks menggerakkan anggota tubuh, juga ada yang bersama-sama. Gerakan diperbolehkan:

  • وقد استدل الاستاذ الغزالي على إباحة الرقص : برقص الحبشة والزنوج في المسجد النبوي يوم عيد حيث أقرهم رسول الله صلى الله عليه و سلم وأباح لزوجه السيدة عائشة رضي الله عنه أن تتفرج عليهم وهي مستترة به صلى الله عليه و سلم وهوكما تعلم لا يثير أي شهوة فالنوع المباح من الرقص هو الذي لا يثير شهوة فاسدة

Imam al-Ghazali memperbolehkan ‘gerakan tubuh’ dengan gerakan orang Habasyah di masjid Nabi dan membolehkan Aisyah melihatnya. Syaratnya: Tidak ada gerakan yang menimbulkan syahwat dan menimbulkan gairah (al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah 2/42)

Memuji-muji Rasulullah dengan gerakan tubuhpun pernah terjadi dan Nabi membiarkannya:

  • عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَتِ الْحَبَشَةُ يَزْفِنُونَ بَيْنَ يَدَىْ رَسُولِ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- وَيَرْقُصُونَ وَيَقُولُونَ مُحَمَّدٌ عَبْدٌ صَالِحٌ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- « مَا يَقُولُونَ ». قَالُوا يَقُولُونَ مُحَمَّدٌ عَبْدٌ صَالِحٌ (رواه احمد)

Dari Anas, bahwa orang-orang Habasyah (Etyophia) menari di depan Rasulullah dan mereka mengatakan: “Muhammad hamba yang saleh”. Nabi bertanya: “Apa yang mereka katakan?”. Mereka menjawab bahwa orang Habasyah mengatakan: “Muhammad hamba yang saleh”. (HR Ahmad, sanadnya sahih sesuai kriteria Muslim)

Tujuan Zikir Nasyid

Sudah Mengenal Dzikir Nasyid kan? lalu selanjutnya Zikir Nasyid memiliki tujuan yang sangat mendalam dalam praktik keagamaan kaum Muslimin Banjar yang mengikut tarekat. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari Zikir Nasyid:

1. Memperkuat Rasa Cinta dan Kecintaan kepada Tuhan

Salah satu tujuan utama Zikir Nasyid adalah untuk memperkuat rasa cinta dan kecintaan kepada Tuhan. Melalui lantunan lagu-lagu religius yang dipenuhi dengan pujian kepada Allah, para pengikut tarekat berusaha untuk mendalamkan ikatan emosional dan spiritual mereka dengan Sang Pencipta. Nasyid menciptakan suasana yang memungkinkan mereka merenungkan keagungan Allah, karunia-Nya, dan kasih-Nya yang tak terbatas. Ini membantu mereka memperkuat ikatan cinta dan kasih sayang mereka kepada Tuhan.

2. Menghilangkan Gangguan Pikiran

Zikir Nasyid juga berfungsi sebagai sarana untuk menghilangkan gangguan pikiran. Ketika seseorang mendalami lirik-lirik yang kaya makna dalam lagu-lagu nasyid, mereka dapat memusatkan perhatian mereka sepenuhnya pada aspek-aspek spiritual. Ini membantu mengalihkan perhatian dari kekhawatiran dan masalah dunia yang seringkali mengganggu pikiran. Sebagai hasilnya, zikir nasyid membantu menciptakan kedamaian batin dan ketenangan pikiran.

3. Mencapai Kedekatan Spiritual

Kedekatan spiritual dengan Allah merupakan tujuan akhir dari Zikir Nasyid. Melalui pengulangan kalimat-kalimat suci dan lirik-lirik pujian, para pengikut tarekat berupaya mencapai pengalaman rohani yang mendalam. Mereka berharap merasakan kehadiran Allah dalam hati dan jiwa mereka, mengalami momen-momen keagungan spiritual, dan merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta. Kedekatan ini memberikan mereka kekuatan dan ketenangan dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.

Penutup

Memilih untuk mengenal lebih dalam tentang Dzikir Nasyid bukan hanya akan memperkaya repertoar ibadah kalian, tetapi juga memperluas wawasan keislaman yang akan membawa manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, mari kita terus berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui beragam cara, termasuk melalui keindahan dan kedalaman makna yang terkandung dalam Nasyid.

Semoga perjalanan rohani kita senantiasa dipenuhi dengan keberkahan dan petunjuk dari-Nya. Itu saja yang bisa exponesia.id bahas buat kalian mengenai Mengenal Dzikir Nasyid. Semoga bermanfaat aammiinn.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *