Lirik Qasidah Ala Ya Allah Ya Rabb

Lirik Qasidah Ala Ya Allah Ya Rabb : Bacaan Lengkap

Posted on

Exponesia.id – Lirik Qasidah Ala Ya Allah Ya Rabb : Bacaan Lengkap. Temukan keindahan Lirik Qasidah Ala Ya Allah Ya Rabb dalam artikel komprehensif ini. Telusuri maknanya, sejarahnya, dan signifikansinya. Ungkapkan lirik yang penuh makna yang menghubungkan orang percaya dengan iman mereka.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dunia memukau Lirik Qasidah Ala Ya Allah Ya Rabb. Mulai dari maknanya yang dalam hingga signifikansinya dalam sejarah, kita akan menjelajahi setiap aspek komposisi lirik yang memukau ini. Bergabunglah dalam perjalanan musik ini yang menghubungkan iman dan seni.

Lirik Qasidah Ala Ya Allah Ya Rabb

Berikut adalah Lirik Qasidah Ala Ya Allah Ya Rabb yang secara umum bisa kami jelaskan :

  • حَالِي

Ya Allah Ya Tuhan kami, Yang mengetahui keadaan kami – Semoga setelah kehausan, datang untukku minuman segar/manis.

  • بَدَالِي مِنْ عَظِيْمَ الْعَطَا مَا قَدْ بَدَالِي – وَحُسْنُ الظَّنِّ فِيْمَنْ دَعَانِي رَاْسَ مَالِي

Sudah jelas bagiku, pemberian besar yang tampak jelas, Prasangka baikku kepada guru yang telah mengajakku, adalah modal utamaku.

  • وَفِي اَعْتَابِ بَابِ النَّدَ حَطَّتْ رِحَالِي – وَهَاانَا مُنْتَظِرْ فَضْلِ وَهَّابِ النَّوَالِ

Berada di depan pintu gerbang anugerah, berhentinya kendaraanku, Ketahuilah!! Aku menanti anugerah Tuhanku yang Maha Pemberi.

  • فَيَاذَا الْجُوْد يَارَبِّ يَامَوْلَى الْمَوَالِي – وَيَامُعْطِى الْعَطَايَا الْعَظِيْمَاتِ الْجِزَالِ

Wahai Dzat yang mempunyai kemurahan, Wahai Tuhanku, Wahai Tuhan segalanya, Wahai Dzat yang memberi pemberian yang Agung- agung dan besar- besar.

  • اَذَقْنَا بَرْدَ عَفْوِكَ وَاصْلِحْ كُلَّ بَالِ – وَجَمِّلْنَاوَيَسِّرْلَنَا سُبْلَ الْكَمَالِ

Cicipkan kepada kami, dinginnya ampunan-Mu, perbaikilah semua hati hati kami, indahkanlah kami, mudahkanlah kami menempuh jalan kesempurnaan.

  • وَهَبْنَا كُلَّ مَانَرْتَجِي وَاقْبَلْ سُؤَالِي – وَعَلِّمْنَا عُلُومِ السَّلَاطِيْنِ الرِّجَالِ

Berikanlah kepada kami semua yang kami harapkan, terimalah permintaan kami, ajarkanlah kepada kami, ilmu ilmunya para pemimpin, yang benar benar lelaki.

  • وَوَفِقْنَالِمَاتَرْتَضِي فِي كُلِّ حَالِ – وَحَبِّبْنَا اِلَى الْمُصْطَفَى مَوْلَى بِلَالِ

Berikanlah taufiq kepada kami, menuju ridlo-Mu di setiap keadaan, jadikanlah kami bisa mencintai Nabi Almustofa, tuannya sahabat Bilal.

  • وَحُطْنَابِالْعِنَايَةْ وَ تَسْدِيْدِالْمَقَالِ – وَبَلِّغْنَا مَقَامَ الرِّضَا يَاذَاالْجَلاَ لِ

Liputlah kami dengan bantuan-Mu, dan dengan ucapan benar, Dan sampaikanlah kami ke maqom ridlo-Mu, Wahai Dzat yang mempunyai keagungan

  • وَحَقِّقْنَابِصِدْقِ اللِّجَاوَالْاِ بْتِهَالِ – وَسَامِحْنَاوَاَنْعِمْ عَلَيْنَابِالْوِصَالِ

Yaqinkanlah kepada kami, dengan kejujuran hati dan kesungguhan beribadah, Mudahkanlah kami, berikanlah keni’matan kepada kami dengan perjumpaan.

  • وَقَرِّبْ كُلَّ بُعْدِوَجَدِّدْكُلَّ بَالِ – وَحَقِّقْ كُلَّ قَصْدٍلَنَايَاخَيْرَ وَالِي

Dekatkanlah semua yang jauh, perbaruilah semua keadaan kami, Yaqinkanlah semua tujuan kami, Wahai sebaik- baik Penguasa.

  • عَلَى بَابِكْ وَقَفْنَا بِوَصْفِ الْاِمْتِثَالِ – وَمِنْ رَجْوَاكَ نَرْجُوالْعَطَايَاذَاالنَّوَالِ

Berada di pintu-Mu kami berhenti, dengan sifat berupa kepatuhan kami Kami mengharapkan pemberian-Mu, Wahai Dzat yang mempunyai pemberian.

  • فَيَارَبِّ اسْتَجِبْ دَعْوَتِي وَاحْمِلْ ثِقَالِي – عَلَى ظَهْرِي مِنَالْوَزْرَ اَمْثَالِ الْجِبَالِ

Wahai Tuhanku, terimalah Do’aku ini, pikul muatan muatan berat yang membebani punggungku, berupa dosa-dosa besar bagaikan gunung.

  • عَسَى بِلْمُصْطَفَى الْمُجْتَبَى عَيْنِ الرِّجَالِ – يَصِيْرُ الْوِزْرَ حَسْنَاتِ وَالْمَرْذُولَ غَالِي

Semoga dengan perantara Nabi pilihan, yang benar benar lelaki. Kesalahan menjadi kebaikan, yang murahan menjadi terjual mahal.

Pengertian dan Sejarah Qasidah

Qasidah adalah sebuah bentuk seni yang berasal dari bahasa Arab dan memiliki arti “nyanyian.” Namun, dalam konteks selanjutnya, istilah qasidah merujuk kepada lagu dan musik yang memiliki ciri khas, yaitu berisi syair-syair dengan tema agama Islam atau dakwah Islam. Qasidah biasanya disertai dengan alat musik tradisional, di antaranya adalah rebana, kecrek, dan sejenisnya.

Kelompok qasidah terdiri dari lima atau enam orang yang memainkan berbagai jenis alat musik, mulai dari yang kecil hingga rebana yang besar, ditambah dengan alat kecrek. Seiring perkembangan waktu, qasidah juga dapat dimainkan dengan menggunakan alat musik lain sesuai dengan keterampilan seniman yang memainkannya.

Seni qasidah lahir bersamaan dengan munculnya agama Islam. Pertunjukan qasidah pertama kali tercatat saat kaum Anshar melakukan perjalanan hijrah dari Makkah ke Yatsrib (Madinah). Ketika itu, sebagian kaum Anshar menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW dengan menyanyikan lagu-lagu pujian yang diiringi oleh alunan musik rebana. Lagu-lagu sanjungan ini menjadi legenda dan masih dapat dinikmati hingga saat ini sebagai bagian dari warisan musik klasik dalam budaya Islam.

Batasan Dalam Membuat Syair Qasidah

Dalam membuat syair qasidah, para ulama Indonesia telah sepakat bahwa terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip ini penting untuk menjaga agar qasidah tetap memiliki makna yang mendalam dan dapat memberikan manfaat spiritual serta moral kepada pendengarnya.

Berikut adalah batasan dalam membuat syair qasidah:

1. Menambah Keimanan kepada Allah dan Hari Akhir

Syair qasidah harus mengandung pesan-pesan yang memperkuat keimanan kepada Allah dan keyakinan akan Hari Akhir. Pesan-pesan ini dapat berupa pujian terhadap kebesaran Allah, pengingat akan nikmat-nikmat-Nya, dan peringatan tentang akhirat.

2. Mendorong Ibadah dan Ketaatan Terhadap Allah dan Rasul

Qasidah harus memberikan semangat kepada pendengarnya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan taat terhadap Rasul-Nya. Ini dapat diwujudkan dalam syair-syair yang memuji kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh Rasulullah serta pentingnya ibadah.

3. Mendorong Perilaku Baik dan Menjauhi Perilaku Buruk

Qasidah harus memotivasi orang untuk berbuat kebajikan, menjauhi perbuatan dosa, dan meningkatkan moralitas. Ini bisa tercermin dalam syair-syair yang mendorong perbuatan amar ma’ruf dan nahyi munkar.

4. Mendorong Etos Kerja dan Jiwa Patriotis

Qasidah harus menginspirasi pendengarnya agar memiliki etos kerja yang tinggi dan cinta kepada tanah air. Pesan-pesan tentang pentingnya bekerja keras untuk kesejahteraan bersama dan mencintai negara harus tercermin dalam syair-syairnya.

5. Menjauhi Gaya Hidup Mewah dan Riya

Qasidah tidak boleh mempromosikan gaya hidup mewah atau berbuat riya. Sebaliknya, syair-syairnya harus mendorong sederhana, rendah hati, dan ikhlas dalam semua perbuatan.

6. Menghindari Konten Pornografi dan Syahwat

Tidak diperkenankan mencakup konten pornografi atau syair yang menggugah syahwat dalam qasidah. Syair-syair harus tetap bersih, tulus, dan menjaga kesucian hati pendengarnya.

7. Tidak Menampilkan Syair yang Cengeng

Qasidah tidak boleh mengandung syair yang terlalu cengeng atau membuat orang malas bekerja. Sebaliknya, syair harus menginspirasi kekuatan, semangat, dan kerja keras dalam menghadapi tantangan hidup.

Penutup

Sebagai penutup dari exponesia.id ini, memahami dan meresapi Lirik Qasidah Ala Ya Allah Ya Rabb bisa menjadi salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Lirik ini menggambarkan sebuah doa dan harapan yang mendalam kepada Allah, dan menjadi representasi dari rasa ketaatan serta kepasrahan umat Muslim kepada Tuhannya.

Karya seperti ini tidak hanya memberikan keindahan secara estetika melalui susunan kata dan nada, tetapi juga spiritualitas yang dapat dirasakan oleh setiap orang yang membacanya atau mendengarnya.

Selain itu, qasidah ini juga bisa menjadi media dakwah yang efektif untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islami yang penuh kedamaian dan kasih sayang. Dengan demikian, lirik Qasidah “Ala Ya Allah Ya Rabb” bisa menjadi sebuah inspirasi spiritual yang membawa kita semakin dekat dengan Allah SWT.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *