Hukum Dzikir dengan Suara Keras

Hukum Dzikir dengan Suara Keras : Pahami Secara Lengkap

Posted on

Exponesia.id – Hukum Dzikir dengan Suara Keras : Pahami Secara Lengkap. Dalam kehidupan sehari-hari, praktik dzikir atau pengingat Allah seringkali menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan bagi banyak individu. Namun, tahukah kita bahwa hukum dzikir dapat bervariasi tergantung pada berbagai konteks, termasuk penggunaan suara keras?

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang hukum dzikir dengan suara keras, mengajak pembaca untuk merenung tentang pengaruhnya dalam perjalanan spiritual dan keseharian kita. Mari kita meresapi kebijaksanaan agama dan memahami bagaimana dzikir dengan suara keras dapat menjadi sarana mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Dzikir Adalah?

Dzikir, yang berasal dari bahasa Arab, memiliki arti dasar “mengingat.” Secara istilah, dzikir dalam konteks agama Islam merujuk pada upaya mengingat Allah SWT. Praktik dzikir dilakukan dengan membaca bacaan khusus seperti tasbih (mengucapkan kalimat pujian), tahmid (mengucapkan kalimat pujian), takbir (mengucapkan kalimat Allah Akbar), dan berbagai bentuk doa atau dzikir lainnya. Namun, dzikir juga dapat dilakukan dengan cara-cara lain yang melibatkan ingatan dan perhatian kepada Allah.

Penting untuk dipahami bahwa dzikir bukan hanya sebatas tindakan lisan, tetapi juga melibatkan perbuatan hati. Mengingat Allah dengan penuh khusyuk dan kesadaran adalah inti dari dzikir. Praktik ini dapat membawa berbagai manfaat spiritual dan moral bagi individu yang melakukannya.

Mengingat Allah melalui dzikir memiliki dampak positif dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah membantu individu untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa, karena kesadaran akan kehadiran Allah senantiasa mengawasi setiap langkah dan tindakan. Dengan mengingat Allah, seseorang juga dapat mengembangkan kesadaran diri dan bertanggung jawab atas perbuatannya.

Secara etimologis, kata “zikir” berasal dari kata Arab “dzakara,” yang memiliki arti “mengingat” atau “menyebut.” Pada tingkat terminologi, dzikir dapat diartikan sebagai upaya mengingat Allah dengan menggunakan lisan dan hati. Ada perbedaan pendapat di antara para ulama mengenai apakah dzikir hanya mencakup pekerjaan hati atau juga melibatkan pekerjaan lisan. Namun, secara umum, dzikir mencakup kedua aspek tersebut.

Keutamaan dzikir ditegaskan dalam ajaran Islam, dan Allah SWT sendiri mengajak umat-Nya untuk mengingat-Nya.

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 152, Allah berfirman, “Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.”

Hal ini menunjukkan pentingnya dzikir dalam menjalin hubungan spiritual antara hamba dan Sang Pencipta.

Dengan demikian, dzikir bukan hanya sebuah kewajiban ibadah, tetapi juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, menjaga diri dari perbuatan dosa, dan mengarahkan hidup menuju kebermaknaan spiritual yang lebih dalam.

Hukum Dzikir dengan Suara Keras

Berkumpul di suatu tempat untuk berdzikir bersama hukumnya adalah sunnah dan merupakan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hadits-hadits yang menunjukkan kesunnahan perkara ini banyak sekali, diantaranya.

مَا مِنْ قَوْمٍ اجْتَمَعُوْا يَذْكُرُوْنَ اللهَ لَا يُرِيْدُوْنَ بِذَالِكَ إلَّا وَجْهَهُ تَعَالَى إلَّا نَادَاهُمْ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ قُوْمُوْأ مَغْفُوْرًا لَكُمْ –أخرجه الطبراني

“Tidaklah suatu kaum berkumpul untuk berdzikir dan tidak mengharap kecuali ridla Allah kecuali malaikat akan menyeru dari langit: Berdirilah kalian dalam keadaan terampuni dosa-dosa kalian,”. (HR Ath-Thabrani)

Sedangkan dalil yang menunjukkan kesunnahan mengeraskan suara dalam berdzikir secara umum di antaranya adaah hadits qudsi berikut ini. Rasulullah SAW bersabda:

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: أَناَ عِنْدَ ظَنِّي عّبْدِي بِي وَأنَا مَعَهُ عِنْدَ ذَكَرَنِي، فَإنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرًا مِنْهُ –منقق عليه

“Allah Ta’ala berfirman: Aku kuasa untuk berbuat seperti harapan hambaku terhadapku, dan aku senantiasa menjaganya dan memberinya taufiq serta pertolongan kepadanya jika ia menyebut namaku. Jika ia menyebut namaku dengan lirih Aku akan memberinya pahala dan rahmat dengan sembunyi-sembunyi, dan jika ia menyebutku secara berjamaah atau dengan suara keras maka aku akan menyebutnya di kalangan malaikat yang mulia,”. (HR Bukhari-Muslim).

Dzikir secara berjamaah juga sangat baik dilakukan setelah shalat. Para ulama menyepakati kesunnahan amalan ini. At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW ditanya:

أَيُّ دُعَاءٍ أَسْمَعُ؟

“Apakah Doa yang paling dikabulkan?”

Rasulullah menjawab:

جَوْفُ اللَّيْلِ وَدُبُرُ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوْبَاتِ – قال الترمذي: حديث حسن

“Doa di tengah malam, dan seusai shalat fardlu,” (At-Tirmidzi mengatakan, hadits ini hasan).

Dalil-dalil berikut ini menunjukkan kesunnahan mengeraskan suara dalam berdzikir secara berjamaah setelah shalat secara khusus, di antaranya hadits Ibnu Abbas berkata:

كُنْتُ أَعْرِفُ إنْقِضَاءِ صَلَاةِ رَسُوْلِ اللهِ بِالتَّكْبِيْرِ – رواه البخاري ومسلم

“Aku mengetahui selesainya shalat Rasulullah dengan takbir (yang dibaca dengan suara keras)”. (HR Bukhari Muslim)

أَنَّ رَفْعَ الصّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنَ الْمَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ – رواه البخاري ومسلم

“Mengeraskan suara dalam berdzikir ketika jamaah selesai shalat fardlu terjadi pada zaman Rasulullah,”. (HR Bukhari-Muslim).

Dalam sebuah riwayat al-Bukhari dan Muslim juga, Ibnu Abbas mengatakan:

كنت أعلم إذا انصرفوا بذالك إذا سمعته – رواه البخاري ومسلم

“Aku mengetahui bahwa mereka telah selesai shalat dengan mendengar suara berdikir yang keras itu,” (HR Bukhari Muslim)

Hadits-hadits ini adalah dalil diperbolehkannya berdzikir dengan suara yang keras, tetapi tentunya tanpa berlebih-lebihan dalam mengeraskannya.

Keutamaan dan Manfaat Zikir

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, zikir memiliki makna mengingat Allah SWT. Ibadah zikir merupakan bentuk penghambaan yang diberkahi, dengan sejumlah keutamaan yang meliputi hal-hal berikut.

1. Mendapatkan Perlindungan Allah

Salah satu keutamaan dzikir, terutama dzikir pagi dan petang, adalah mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Individu yang konsisten memuji kebesaran Allah akan senantiasa dilindungi dari berbagai keburukan. Dzikir tidak hanya menjadi benteng pelindung di dunia, tetapi juga membuka pintu keselamatan untuk kehidupan akhirat.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, disebutkan bahwa mereka yang mengucapkan dzikir ini sebanyak tiga kali di sore hari tidak akan terkena bahaya racun pada malam tersebut (HR. Ahmad 2/290).

2. Mendekatkan Diri pada Allah

Zikir, yang artinya mengingat Allah SWT, merupakan wujud ibadah yang sangat disenangi oleh Allah. Keutamaan ini tercermin dalam sebuah hadis yang menyatakan bahwa Allah senang dengan amalan tersebut:

“Maukah kamu aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Raja-mu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infak emas atau perak, Para Sahabat yang hadir berkata: “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Mahatinggi.” (HR. At-Tirmidzi no. 3377).

Zikir artinya adalah mengingat Allah SWT. Namun di samping itu, zikir juga dapat mengingatkan diri pada kehidupan setelah kematian, dan membuat selalu ingat akan kebesaran-Nya.

3. Memperoleh Kecukupan Kebutuhan

Praktik zikir menjadi salah satu amalan yang membuka pintu rezeki. Hal ini menyebabkan segala urusan, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat, terasa mengalir dengan lancar dan mudah dijalani. Saat seseorang tengah berdzikir, perasaan syukur terhadap segala yang dimiliki menjadi lebih mendalam. Ini menciptakan keadaan di mana hati merasa puas dan terbebas dari rasa tamak serta serakah.

4. Dijanjikan Surga

Karena termasuk dalam kategori amalan yang dicintai oleh Allah SWT, berdzikir tentu mendapatkan ganjaran yang luar biasa. Siapa pun yang menjalankan dzikir setiap harinya akan dijanjikan surga oleh Allah sebagai balasannya.

Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum sore hari, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum shubuh, maka ia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari (7/150, no. 6306).

5. Amalan yang Dicintai oleh Rasulullah

Dzikir juga termasuk dalam kategori amalan yang sangat disukai oleh Rasulullah. Beliau tidak pernah meninggalkan praktik dzikir setiap harinya. Kehadiran dzikir sebagai salah satu sunnah Rasul menjadikannya sebagai anjuran yang dipegang teguh oleh umat muslim.

6. Memberikan Ketenangan Hati

Dzikir juga memiliki kemampuan untuk memberikan ketenangan bagi umat muslim. Saat berada dalam ingatan Allah SWT, hati akan selalu merasakan kedamaian dan ketentraman. Hal ini sejalan dengan makna ayat Al-Quran yang menyatakan:

“…Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

Penutup

Dalam penutup artikel dari exponesia.id ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Hukum Dzikir dengan suara keras memiliki dampak yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami ketentuan hukum dalam melantunkan dzikir dengan suara keras, kita dapat menciptakan lingkungan yang penuh dengan keberkahan dan ketenangan. Penting untuk menghormati aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam Islam guna menjaga harmoni antara sesama manusia dan lingkungan sekitar.

Semoga pemahaman tentang hukum dzikir dengan suara keras ini dapat menjadi panduan bagi kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang lebih bermakna dan penuh berkah. Mari kita terus mengembangkan kebiasaan baik dalam menjalankan ibadah, sehingga setiap langkah kita selalu diberkahi oleh Allah SWT.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *