Sejarah Marga Al Habsyi

√ Sejarah Marga Al Habsyi dan Semua Keturunannya Secara Lengkap

Posted on

Exponesia.id – √ Sejarah Marga Al Habsyi dan Semua Keturunannya Secara Lengkap. Di tengah-tengah Indonesia terletak warisan luar biasa, Sejarah Marga Al Habsyi dan Semua Keturunannya, garis keturunan yang telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada lanskap budaya negara ini. Artikel ini memulai perjalanan untuk mengungkap sejarah yang menarik dari garis keturunan ini, mencerahkan asal-usulnya, anggota-anggota terkemuka, dan dampak mendalam yang telah dimilikinya pada masyarakat Indonesia. Bergabunglah dengan kami saat kami menjelajahi dunia yang penuh warna dari Sejarah Marga Al Habsyi dan Semua Keturunannya.

Marga Apa Saja Keturunan Nabi Muhammad?

Keturunan Nabi Muhammad SAW memiliki banyak marga yang tersebar di berbagai negara. Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 68 marga keturunan Nabi Muhammad yang dikenal. Beberapa di antaranya yang cukup populer adalah Al-Attas, Al-Haddad, Assegaf, Alaydrus, Al-Habsyi, Bin Shahab, Al-Kaff, dan Al-Jufri. Semua marga ini berasal dari jalur keturunan Sayyidina Husein.

Jalur keturunan Sayyidina Husein ini adalah salah satu dari dua jalur utama dalam silsilah keturunan Nabi Muhammad. Jalur ini berfokus pada keturunan Sayyidina Husein bin Ali bin Abi Thalib, yang merupakan cucu Nabi Muhammad melalui putra beliau, Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan cucu perempuan Nabi Muhammad, Sayyidah Fatimah az-Zahra.

Keturunan Nabi Muhammad ini memiliki sejarah panjang yang kaya, dan banyak dari mereka telah berperan penting dalam perkembangan Islam serta kehidupan masyarakat di berbagai negara. Mereka sering menjadi pemimpin agama, ulama, dan sosial dalam komunitas Muslim di seluruh dunia. Sebagai bagian dari warisan keagamaan dan budaya Islam, marga-marga ini memegang peran penting dalam menjaga dan menyebarkan nilai-nilai Islam di seluruh dunia.

Sejarah Marga Al Habsyi dan Semua Keturunannya

Umat Islam Indonesia telah lama mengenal habaib yang menggunakan sebutan Al Habsyi, dan banyak ulama terkemuka yang telah memakai gelar ini. Contohnya adalah Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi Ampel Qubah, Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi atau Habib Kwitang, Al Habib Anis bin Alwi Al Habsyi Solo, atau dosen terkenal Ustadz Ahmad Al Habsyi. Di Banua Banjar, orang mengenal nama Habib Zein Al Habsyi Martapura dan Al Habib Abu Bakar Al Habsyi Basirih, dua individu yang dihormati sebagai wali Allah, dan makam mereka sering dikunjungi umat Islam Banua Banjar.

Umat Islam Ahlussunnah Waljamaah di berbagai negara juga sangat akrab dengan Maulid Simtudduror. Maulid Simtudduror ini adalah kisah dari seorang Habib yang memiliki marga Al Habsyi, yaitu Al Imam Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi.

Meskipun begitu, perlu kita ketahui bahwa Al Habsyi adalah sebuah istilah yang mengacu pada “Umat Habashah” atau Habasyah. Dalam bahasa lebih sederhana, Al Habsyi menggambarkan keturunan dari Bani Alawi. Keluarga besar Al Habsyi yang berasal dari Bani Alawi tersebar di berbagai tempat, seperti Hadhramaut, Hijaz, Afrika, India, Thailand, Bahrain, Uni Emirat Arab, Malaysia, Indonesia, dan negara-negara lainnya.

Untuk melacak sejarah marga Al Habsyi, kita perlu memulainya dengan Wali Allah yang sangat bijaksana dan dihormati, yaitu Waliyyullah Abi Bakar bin Ali bin Ahmad bin Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad Al-Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbad, yang juga dikenal sebagai Asadullah (Singa Tuhan) bin Hasan At Turabi bin Ali bin Al Faqih Al Muqaddam Muhammad bin Ali.

Habib Abu Bakar bin Ali memiliki tujuh saudara laki-laki, namun hanya dia dan saudaranya yang bernama Alwi yang memiliki keturunan. Jadi, jika sejarah marga Al Habsyi dimulai dari Habib Abu Bakar, maka dari Al Habib Alwi bin Ali dimulailah sejarah marga Asy Syathiri.

Cerita mengenai pemberian gelar Al Habsyi tidak terlepas dari perjalanan Al Habib Abu Bakar yang berangkat dari Hadhramaut ke kota Habasyah di Afrika. Selama 20 tahun, Al Habib Abu Bakar berdakwah di sana, dan itulah mengapa dia diberi gelar Al Habsyi, yang berarti “Sang Habasyah”. Gelar ini sama-sama digunakan untuk semua orang Habasyah.

Ketika Al Habib Abu Bakar kembali ke tanah airnya di Tarim, dia masih tetap memakai gelar Al Habsyi. Gelar ini kemudian diwariskan secara turun temurun kepada keturunannya.

Al Habib Abu Bakar Al Habsyi hanya memiliki satu putra, yaitu Al Habib Alwi. Selanjutnya, semua keturunan Al Habib Abu Bakar berasal dari Al Habib Alwi bin Abu Bakar Al Habsyi.

Al Habib Alwi sendiri memiliki lima putra, namun hanya tiga di antaranya yang merupakan keturunan, yaitu Husein bin Alwi, Ati bin Alwi, dan Muhammad Al Ashghor bin Alwi.

Jika Habib Husein bin Alwi memiliki banyak keturunan di tanah Habasyah, Habib Ati bin Alwi memiliki banyak keturunan di Aden, Yaman, dan Madinah. Sementara itu, keturunan Habib Muhammad Al Ashghor menyebar ke banyak negara, termasuk Indonesia.

Habib Muhammad Al Ashghor hanya memiliki dua putra, yaitu Abdurrahman dan Ahmad, namun dari kedua putra ini, keturunannya berkembang pesat.

Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Ashghor kemudian memiliki tiga putra, dan keturunan mereka menyebar di seluruh Asia, termasuk di Palembang, Jambi, Siak, Aceh, dan daerah lainnya.

Sementara itu, Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Ashghor, atau lebih dikenal sebagai Imam Ahmad Shahib Syi’b, memiliki lima belas putra dan empat belas putri. Meskipun begitu, menurut kitab Syamsu azh-Zhahirah, hanya ada sembilan putra yang tercatat, yaitu Umar, Al Hasan, Al Hadi, Alwi, Al Husein, Idrus, Hasyim, Syekh, dan Muhammad.

Dari sembilan individu ini, banyak keturunan yang kemudian menyebar dan melahirkan banyak tokoh, wali, dan ulama. Salah satunya adalah penyusun Maulid Simtud Duror, yaitu Al Habib Ali bin Muhammad bin Al Husein bin Abdullah bin Syekh bin Abdullah bin Muhammad bin Husein bin Ahmad Shahib Syi’b bin Muhammad Al Ashghor bin Alwi bin Abu Bakar Al Habsyi.

Al Habib Abu Bakar Al Habsyi wafat di Tarem pada tahun 857 Hijriyah dan dimakamkan di sana. Semoga Allah merahmatinya dan memberikan berkah dan keberkatan kepada kita semua.

Balasan Memuliakan Keturunan Rasulullah

Berikut adalah Balasan Memuliakan Keturunan Rasulullah yang perlu kalian ketahui :

1. Mendapat Balasan Langsung dari Rasulullah

Mereka yang menghormati keturunan Nabi akan mendapatkan balasan yang langsung dari Nabi Muhammad SAW. Keturunan beliau ini dikenal dengan sebutan Al-Habib, As-Sayyid, dan As-Syarif. Orang yang berbuat baik kepada keturunan Rasulullah akan mendapat balasan langsung dari Rasulullah SAW pada hari Kiamat. Nabi telah menyatakan hal ini dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Imam at-Thabrani.

من إصطنع لأحد من ولد عبد المطلب يدا فلم يكافئه بها في الدنيا فعلي مكافئته غدا يوم القيامة إذا لقيني

“Barangsiapa yang memberi bantuan (kebaikan) kepada keturunan Abdul Muthollib akan tetapi dia (keturunan Abdul Muthollib) tidak bisa membalasnya di dunia, maka saya yang akan membalasnya di hari kiamat ketika orang itu bertemu denganku”. (HR At-Thabrani)

2. Mendapat Syafa’at Khusus dari Nabi

Siapa saja kaum muslimin yang memenuhi kebutuhan dan membantu urusan para dzurriyah Rasulullah maka kelak akan mendapat syafa’at khusus dari Baginda Rasulullah.

أربعة أنا لهم شفيع يوم القيامة: المكرم لذريتي، والقاضي لهم حوائجهم، والساعي لهم في أمورهم عند اضطرارهم إليه، والمحب لهم بقلبه ولسانه

“Aku akan memberi syafaat khusus di hari kiamat kepada empat golongan, yaitu orang yang memuliakan keturunanku, memenuhi hajat-hajat mereka, membantu urusan-urusan mereka saat mereka butuh dan orang yang mencintai mereka dengan hati dan lisannya” (HR Ad-Dailami)

Dalam situasi di mana banyak fitnah menimpa ulama dan Habaib saat ini, penting bagi kaum muslimin untuk menjaga sikap agar tidak melukai para keturunan Rasul. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, ancaman terhadap ahlul bait sangat serius. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mencintai dan menghormati keturunan Nabi.

Penutup

Sejarah Marga Al Habsyi juga mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan warisan budaya dan sejarah keluarga kita. Dengan menjaga dan merawat tradisi-tradisi nenek moyang, kita dapat menghormati mereka yang datang sebelum kita dan meneruskannya kepada generasi berikutnya.

Sebagai penutup dari exponesia.id ini, Sejarah Marga Al Habsyi adalah cerita yang membanggakan dan inspiratif tentang keluarga yang telah memberikan kontribusi besar dalam sejarah Islam dan dunia. Semoga artikel ini telah memberikan wawasan yang lebih dalam tentang peran penting Marga Al Habsyi dalam perjalanan sejarah, serta mendorong kita semua untuk lebih menghargai dan memahami warisan budaya dan sejarah kita sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *