Amalan yang Pahalanya Setara Ibadah Haji

Amalan yang Pahalanya Setara Ibadah Haji : Pembahasan Lengkap

Posted on

Exponesia.id – Amalan yang Pahalanya Setara Ibadah Haji : Pembahasan Lengkap. Dalam ranah iman dan pengabdian, pencarian hadiah spiritual tak pernah berhenti. Salah satu pencarian mulia adalah praktik Amalan yang Pahalanya Setara Ibadah Haji, yang diterjemahkan menjadi Tindakan yang Pahalanya Sama dengan Ibadah Haji. Artikel ini menjelajahi beragam aspek konsep ini, memberikan cahaya pada pentingannya, dan hadiah yang dijanjikan kepada mereka yang memeluknya dengan tulus dan dedikasi.

Amalan yang Pahalanya Setara Ibadah Haji

Berikut adalah beberapa Amalan yang Pahalanya Setara Ibadah Haji yang bisa kalian pahami dan praktekkan segera:

1. Niat yang Tulus Untuk Menunaikan Ibadah Haji

Niat yang ikhlas memegang peran yang sangat penting dalam ibadah seorang hamba. Seperti yang disampaikan oleh sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan :

كُنَّا مع النَّبيِّ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ في غَزَاةٍ، فَقالَ: إنَّ بالمَدِينَةِ لَرِجَالًا ما سِرْتُمْ مَسِيرًا، وَلَا قَطَعْتُمْ وَادِيًا، إلَّا كَانُوا معكُمْ؛ حَبَسَهُمُ المَرَضُ. وفي رواية: إلَّا شَرِكُوكُمْ في الأجْرِ

“Kami berada bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam suatu peperangan. Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya di Madinah itu ada beberapa orang lelaki yang kalian tidaklah menempuh suatu perjalanan dan tidak pula menyeberangi suatu lembah, melainkan orang-orang tadi ada besertamu (yakni sama-sama memperoleh pahala). Mereka itu terhalang oleh sakit (maksudnya uzur karena sakit, sehingga andaikan tidak sakit pasti ikut berperang).’”

Dalam salah satu riwayat dijelaskan, “Melainkan mereka (yang tertinggal dan tidak ikut berperang) berserikat denganmu dalam hal pahala.” (HR. Muslim no. 1911)

An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Di dalam hadis ini terdapat keutamaan niat untuk melakukan kebaikan. Dan sesungguhnya bagi siapapun yang berniat ikut berperang ataupun melakukan amal kebaikan lainnya, lalu ia mendapati uzur yang menghalanginya (dari melakukan amal tersebut), maka ia tetap mendapatkan pahala atas apa yang telah ia niatkan.” (Syarh Shahih Muslim)

Di hadis yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan hal yang semakna,

من سألَ اللَّهَ الشَّهادةَ صادقًا بلَّغَه اللَّهُ منازلَ الشُّهداءِ وإن ماتَ علَى فراشِه

“Barangsiapa memohon dengan jujur kepada Allah agar mati syahid, maka Allah akan sampaikan ia kepada kedudukan para syuhada walaupun ia mati di atas ranjangnya.” (HR. Abu Dawud no. 1520)

Sungguh Allah Ta’ala tidak akan membiarkan niat tulus yang datang dari seorang dalam hal ibadah dan amal. Allah Ta’ala menilai seseorang berdasarkan apa yang ada di hatinya dan apa yang diniatkannya.

2. Menjaga Shalat 5 Waktu Secara Berjemaah di Masjid

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَن خرَجَ مِن بيتِه متطهِّرًا إلى صلاةٍ مكتوبةٍ، فأجْرُه كأجرِ الحاجِّ المُحرِمِ، ومَن خرَجَ إلى تسبيحِ الضُّحى لايُنصِبُه إلَّا إيَّاهُ، فأجْرُه كأجرِ المُعتمِرِ، وصلاةٌ على أثَرِ صلاةٍ لا لَغْوَ بينَهما كتابٌ في عِلِّيِّينَ

“Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk salat wajib berjemaah, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji dan sedang berihram. Dan siapa saja yang keluar untuk salat sunah Duha yang dia tidak melakukannya kecuali karena itu, maka pahalanya seperti pahala orang yang berumrah. Dan (yang melakukan) salat setelah salat lainnya, tidak melakukan perkara sia-sia antara keduanya, maka pahalanya ditulis di ‘illiyyin (kitab catatan amal orang-orang saleh).” (HR. Abu Daud no. 558)

3. Umrah di Bulan Ramadan

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam baru saja kembali dari hajinya, beliau bertanya kepada Ummu Sinan Al-Anshariyyah radhiyallahu ‘anha,

ما مَنَعَكِ مِنَ الحَجِّ؟

“Apa yang menghalangimu untuk menunaikan haji?”

Perempuan tersebut menjawab,

أبو فُلَانٍ -تَعْنِي زَوْجَهَا- كانَ له نَاضِحَانِ، حَجَّ علَى أحَدِهِمَا، والآخَرُ يَسْقِي أرْضًا لَنَا

“Bapak si fulan, yang ia maksud suaminya, memiliki dua ekor unta yang salah satunya sering digunakan untuk menunaikan haji, sedangkan unta yang satunya lagi digunakan untuk mencari air minum buat kami.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda,

فإنَّ عُمْرَةً في رَمَضَانَ تَقْضِي حَجَّةً -أوْ حَجَّةً مَعِي-.

“Umrah pada bulan Ramadan sebanding dengan haji atau haji bersamaku.” (HR. Bukhari no. 1863 dan Muslim no. 1256)

4. Zikir Setelah Shalat

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengisahkan,

جاءَ الفُقَراءُ إلى النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فقالوا: ذَهَبَ أهْلُ الدُّثُورِ مِنَ الأمْوالِ بالدَّرَجاتِ العُلا، والنَّعِيمِ المُقِيمِ يُصَلُّونَ كما نُصَلِّي، ويَصُومُونَ كما نَصُومُ، ولَهُمْ فَضْلٌ مِن أمْوالٍ يَحُجُّونَ بها، ويَعْتَمِرُونَ، ويُجاهِدُونَ، ويَتَصَدَّقُونَ، قالَ: ألا أُحَدِّثُكُمْ إنْ أخَذْتُمْ أدْرَكْتُمْ مَن سَبَقَكُمْ ولَمْ يُدْرِكْكُمْ أحَدٌ بَعْدَكُمْ، وكُنْتُمْ خَيْرَ مَن أنتُمْ بيْنَ ظَهْرانَيْهِ إلَّا مَن عَمِلَ مِثْلَهُ تُسَبِّحُونَ وتَحْمَدُونَ وتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلاةٍ ثَلاثًا وثَلاثِينَ، فاخْتَلَفْنا بيْنَنا، فقالَ بَعْضُنا: نُسَبِّحُ ثَلاثًا وثَلاثِينَ، ونَحْمَدُ ثَلاثًا وثَلاثِينَ، ونُكَبِّرُ أرْبَعًا وثَلاثِينَ، فَرَجَعْتُ إلَيْهِ، فقالَ: تَقُولُ: سُبْحانَ اللَّهِ، والحَمْدُ لِلَّهِ، واللَّهُ أكْبَرُ، حتَّى يَكونَ منهنَّ كُلِّهِنَّ ثَلاثًا وثَلاثِينَ.

“Ada orang-orang miskin datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka berkata, ‘Orang-orang kaya itu pergi membawa derajat yang tinggi dan nikmat yang tiada hingga. Mereka (orang-orang kaya) salat sebagaimana kami salat, puasa sebagaimana kami puasa. Namun, mereka memiliki kelebihan harta sehingga bisa berhaji, berumrah, berjihad, serta bersedekah.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lantas bersabda, ‘Maukah kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengan amalan tersebut kalian akan mengejar orang yang mendahului kalian dan dengannya menjadi terdepan dari orang yang setelah kalian. Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kalian, kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan. Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir salat sebanyak tiga puluh tiga kali.’

(Abu Hurairah mengatakan), “Kami pun berselisih. Sebagian kami bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, bertakbir tiga puluh empat kali. Aku pun kembali padanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ucapkanlah subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar, sampai tiga puluh tiga kali.’” (HR. Bukhari no. 843)

5. Menghadiri Majelis Ilmu dan Mengajarkannya

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَن غدا إلى المسجدِ لا يُرِيدُ إلَّا أن يتعلَّمَ خيرًا أو يُعلِّمَه كان له كأجرِحاجٍّ تامًّا حجَّتُه

“Barangsiapa berangkat ke masjid, tidak ada yang ia inginkan kecuali untuk mempelajari satu kebaikan atau mengetahui ilmunya, maka ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna.” (HR. Thabrani 8: 111 dan dihukumi hasan sahih oleh Syekh Albani dalam kitabnya Shahih At-Targib)

Semoga Allah Ta’ala mengizinkan kita menjadi salah satu hamba-Nya yang diberi kesempatan untuk menunaikan ibadah haji dan mengunjungi Baitullah yang penuh dengan kemuliaan. Semoga Dia juga mengarahkan kita untuk menjadi salah satu manusia yang beruntung merasakan kebahagiaan berwukuf di Padang Arafah, berjalan di antara kemah-kemah di Mina, dan merasakan langsung atmosfer kerinduan yang memenuhi Makkah.

Keutamaan Ibadah Haji

Dalam prakteknya, pelaksanaan ibadah haji sebagai salah satu rukun Islam yang kelima ternyata memiliki keutamaan yang sangat istimewa. Seperti yang diuraikan dalam kitab Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, orang-orang yang menjalankan ibadah haji diibaratkan sebagai pelaksana jihad.

Selain itu, berhaji juga memiliki kemampuan untuk menghapus dosa-dosa dan mendapatkan keistimewaan sebagai tamu Allah Swt. Bahkan, mereka yang menjalankan ibadah haji akan diberikan surga sebagai balasannya. Keutamaan-keutamaan tersebut dijelaskan secara langsung oleh Rasulullah Saw dalam berbagai hadits.

Berikut adalah beberapa Keutamaan Ibadah Haji yang secara umum kami rangkum :

1. Haji Adalah Jihad

Setiap muslim yang berhaji, maka ia diibaratkan sedang berjihad tanpa pertempuran. Hal tersebut disampaikan Rasulullah Saw. dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dan Thabrani. Dikisahkan Hasan bin Ali ra. menuturkan bahwa seorang laki-laki menjumpai Nabi Saw. lalu kemudian berkata, “Aku ini seorang penakut dan lemah.” Maka, Nabi Saw. bersabda, “Ikutilah jihad tanpa pertempuran, yaitu haji.”

Dalam hadits yang lain juga Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Jihad orang tua, orang lemah, dan wanita adalah haji,” (H.R. Nasa’i). Sementara itu, Aisyah ra. menuturkan bahwa dirinya bertanya, “Wahai Rasulullah, engkau memandang jihad adalah amalan paling utama. Karena itu, bolehkah kami berjihad?” Rasulullah Saw. menjawab, “Kalian (kaum wanita) memiliki jihad yang paling utama, yaitu haji yang mabrur.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

2. Haji Bisa Menghapus Dosa

Selain diibaratkan seperti berjihad, haji pun bisa menghapus dosa . hal tersebut seperti yang disampaikan Rasulullah Saw. dalam hadits Bukhari dan Muslim. Abu Hurairah ra. menyatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang melaksanakan haji tanpa disertai perbuatan yang mengumbar nafsu dan maksiat, maka dia kembali seperti saat dilahirkan ibunya.”

Dalam hadits yang lain pun Abdullah bin Mas’ud ra. mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Kerjakan haji dan umrah berurutan, karena sesungguhnya, keduanya dapat menghapus kemiskinan dan dosa, seperti perapian yang dapat membersihkan kotoran pada besi, emas, dan perak. Haji yang mabrur tidak memiliki balasan yang pantas selain surga.” (H.R. Nasa’I dan Tirmidzi). Tirmidzi menyatakan hadits tersebut sahih.

3. Menjadi Tamu Allah

Abu Hurairah ra. menyatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Orang-orang yang pergi haji dan umrah adalah tamu Allah. Jika mereka memohon kepada Allah, maka Dia akan mengabulkannya, dan jika mereka meminta ampun kepada Allah, maka Dia akan mengampuninya.” (H.R. Nasa’ia, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban).

Menurut Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban, tamu Allah itu ada tiga, yaitu: orang yang berhaji, berumrah, dan berperang di jalan Allah.

4. Mendapat Balasan Surga

Keistimewaan terakhir ini sungguh mengagumkan, sebab pada hakikatnya, semua orang menginginkan kesempatan meraih surga dan merasakan kebahagiaan di dalamnya. Oleh karena itu, mari bersyukur bagi mereka yang menjalankan ibadah haji, karena mereka yang berhaji berpeluang menjadi bagian dari golongan yang akan diberikan surga sebagai ganjaran.

Penutup

Ibadah haji adalah salah satu kewajiban utama bagi umat Islam yang mampu secara finansial dan fisik untuk melakukannya. Setiap tahun, jutaan muslim dari seluruh dunia berkumpul di tanah suci Makkah untuk menjalankan ibadah haji. Namun, tidak semua orang memiliki kesempatan atau kemampuan untuk menjalankan haji setiap tahun. Namun, ada amalan-amalan lain yang pahalanya setara dengan ibadah haji, sehingga bagi mereka yang belum bisa menjalankannya, masih ada peluang untuk mendapatkan pahala yang besar.

Itu saja pembahasan secara lengkap yang bisa exponesia.id berikan mengenai Amalan yang Pahalanya Setara Ibadah Haji. Semoga bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *