Pengertian Relay

Pengertian Relay – Fungsi dan Jenisnya

Posted on

Pengertian Relay – Fungsi dan Jenisnya. Artikel ini dimulai dengan penjelasan sederhana: relay adalah perangkat yang sangat penting dalam berbagai sistem listrik dan elektronik, tetapi kemungkinan besar banyak di antara kita yang belum benar-benar memahami apa itu relay dan bagaimana cara kerjanya.

Mungkin ada beberapa dari kita yang sering mendengar istilah ini, namun menganggapnya sebagai bahasa alien dari dunia teknik yang rumit dan sulit untuk dipahami.

Padahal, jika kita melihat lebih dekat, pengertian relay adalah komponen yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita coba membuka tabir misteri di balik perangkat kecil ini melalui artikel ini dan memahami lebih dalam tentang pengertian relay, fungsi, prinsip kerja, serta berbagai jenis dan aplikasinya.

Selamat menyelam ke dunia relay, perangkat kecil yang membuat perbedaan besar dalam berbagai teknologi yang kita gunakan setiap hari.

Apa Itu Relay?

Pengertian Relay

Pengertian Relay adalah sebuah perangkat elektronik yang berfungsi sebagai switch atau saklar. Relay beroperasi berdasarkan prinsip elektromagnetik dan dapat mengendalikan rangkaian listrik yang lebih besar menggunakan rangkaian listrik yang lebih kecil.

Cara kerja relay cukup sederhana. Ketika arus listrik mengalir melalui coil di dalam relay, coil tersebut akan menjadi magnet dan menarik kontak-kontak di dalam relay. Kontak-kontak ini kemudian akan menghubungkan atau memutuskan rangkaian listrik yang lebih besar.

Salah satu keunggulan utama relay adalah kemampuannya untuk mengisolasi rangkaian listrik yang berbeda. Misalnya, rangkaian listrik yang mengendalikan relay bisa jauh lebih kecil dan aman dibandingkan dengan rangkaian listrik yang dikendalikan oleh relay.

Ini memungkinkan kita untuk mengendalikan peralatan listrik yang besar dan berbahaya, seperti mesin industri atau sistem penerangan gedung, dengan aman dan efisien.

Selain itu, relay juga digunakan dalam berbagai aplikasi lainnya, seperti dalam sistem kontrol otomatis, sistem telekomunikasi, dan elektronik konsumen.

Meski ukurannya kecil, namun peran relay dalam teknologi modern sangat penting. Tanpa relay, banyak sistem dan peralatan listrik dan elektronik yang kita gunakan sehari-hari mungkin tidak akan berfungsi seefisien sekarang. Itulah pengertian Relay yang telah kita bahas secara sinhgkat sebelum lanjut ke bagian yang lebih detail lagi.

Fungsi Relay

Relay memiliki berbagai fungsi penting dalam sistem listrik dan elektronik. Berikut beberapa fungsi utama relay:

  • Pengendali: Relay bekerja sebagai saklar yang mengendalikan aliran listrik. Relay dapat menyalakan atau mematikan perangkat listrik atau elektronik dengan menggunakan sinyal listrik. Ini sangat penting dalam berbagai aplikasi, termasuk sistem otomasi rumah, sistem alarm, dan peralatan industri.
  • Pengisolasi: Relay memisahkan dua rangkaian listrik secara fisik, yang berarti relay dapat digunakan untuk mengisolasi rangkaian listrik yang berbeda. Ini memungkinkan kita untuk mengendalikan rangkaian listrik yang besar dan berpotensi berbahaya dengan rangkaian listrik yang lebih kecil dan lebih aman.
  • Penguat Sinyal: Dalam beberapa kasus, relay juga dapat digunakan sebagai penguat sinyal. Relay dapat memperkuat sinyal listrik yang lemah sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan perangkat yang membutuhkan sinyal listrik yang lebih kuat.
  • Pelindung: Relay juga berfungsi sebagai pelindung peralatan listrik. Misalnya, dalam sistem listrik mobil, jika terjadi peningkatan arus listrik yang tiba-tiba dan tidak diinginkan (misalnya karena korsleting), relay akan memutuskan aliran listrik untuk melindungi komponen lainnya dari kerusakan.
  • Penghubung: Relay juga dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa rangkaian listrik secara bersamaan. Misalnya, relay bisa digunakan untuk mengendalikan beberapa perangkat secara bersamaan dari satu titik kontrol.

Dengan demikian, relay adalah perangkat yang sangat penting yang memungkinkan kita untuk mengendalikan dan melindungi peralatan listrik dan elektronik kita.

Meskipun perangkat ini mungkin tampak kecil dan sederhana, relay memiliki peran yang sangat penting dalam teknologi modern.

Bagian Bagian Relay

Setelah memahami pengertian relay dan fungsinya, kami akan memberikan membahas mengenai bagian-bagian daro relay.Relai memiliki 4 komponen dasar yang membuatnya dapat bekerja secara maksimal.

Oleh karena itu, kalian harus mengetahui komponen-komponen penyusunnya sebelum kita membahas tentang cara kerja relai.

Berikut ini adalah komponen-komponen dasar dari relai:

1. Elektromagnetik (kumparan)

Jika dilihat secara fisik, kumparan ini memiliki bentuk seperti lilitan kawat tembaga yang biasanya dilapisi dengan email.
Fungsi utamanya adalah sebagai medan magnet, terutama untuk tingkat tegangan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian tertentu.

2. Armatur

Bentuk komponen yang disebut armatur ini berupa lempengan logam.
Fungsinya sebagai tuas kontak yang dapat mengubah posisi saklar dengan mempengaruhi medan magnet.

3. Saklar Kontak Point

Komponen penyusun relai selanjutnya memiliki bentuk yang paling mudah dikenali. Hal ini karena saklar kontak point adalah bagian terluar dari relai.

Sebagai kontak output komponen relai, saklar ini umumnya hanya memiliki dua kondisi. Kedua kondisi tersebut adalah kontak NO (biasanya terbuka) dan NC (biasanya tertutup). Kedua kondisi ini bekerja sesuai dengan keadaannya masing-masing.

4. Pegas

Komponen penyusun ini juga disebut pegas. Fungsi pegas ini adalah memudahkan proses pengembalian posisi saklar kontak.
Misalnya, dari posisi tertutup menjadi terbuka atau sebaliknya.

Cara Kerja Relay

Perlu diketahui bahwa prinsip atau cara kerja relay adalah ketika bagian logam ferromagnetik menerima arus listrik dalam kumparan elektromagnetik, medan magnet sementara akan terbentuk secara otomatis.

Akibatnya, posisi kontak switch NC (Normally Closed) berubah menjadi NO (Normally Open) karena tuas armatur ditarik oleh medan magnet tersebut.

Cara kerja relay:

  • NO (Normally Open) adalah kondisi di mana tuas dalam keadaan normal dan kontak terbuka, karena relay tidak menerima tegangan.
  • NC (Normally Closed) adalah kondisi di mana kontak tertutup dan tuas tertarik karena relay menerima tegangan.

Pengertian Pole dan Throw Pada Relay

Dalam dunia elektronika, istilah “pole” dan “throw” tidak asing dan umumnya digunakan untuk saklar, termasuk juga pada relay.

Apa yang dimaksud dengan pole dan throw pada relay? Berikut adalah penjelasan singkat tentang pole dan throw:

1. Pole

Pole pada relay mengacu pada jumlah kontak yang dimiliki oleh sebuah relay.

2. Throw

Throw pada relay merujuk pada jumlah kondisi yang dapat dimiliki oleh kontak relay.

Pada relay single throw, hanya dapat mengontrol satu rangkaian, yaitu posisi OFF atau ON. Sedangkan pada relay double throw, dapat mengontrol dua rangkaian dengan beralih antara satu rangkaian ke rangkaian lainnya, dengan membuka satu rangkaian dan menutup yang lainnya selama proses pengalihan (ON dan OFF).

Jenis Relay

Pengertian Relay

Terdapat berbagai jenis relay yang diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda sesuai dengan sifat dan karakteristiknya.

Jenis-Jenis Relay Berdasarkan Pole dan Throw

Klasifikasi relay berdasarkan pole dan throw dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. Single pole single throw (SPST)

Relay SPST adalah jenis relay yang hanya memiliki satu input dan satu output. Relay SPST menghubungkan atau memutuskan hanya satu kontak saat dioperasikan.

2. Single pole double throw (SPDT)

Relay SPDT adalah jenis relay yang memiliki satu input dan dua output. Relay SPDT dapat mengontrol dua rangkaian listrik atau elektronik dan beroperasi dalam dua posisi kontak.

3. Double pole single throw (DPST)

Relay DPST adalah jenis relay yang memiliki dua input dan dua output. Setiap input memiliki satu output yang sesuai. Relay DPST dapat mengontrol dua rangkaian listrik atau elektronik yang berbeda tanpa koneksi di antara keduanya.

4. Double pole double throw (DPDT)

Relay DPDT adalah jenis relay yang memiliki dua input dan empat output. Masing-masing input memiliki dua output yang sesuai. Relay DPDT dapat mengontrol empat rangkaian listrik atau elektronik yang berbeda.

Jenis-Jenis Relay Berdasarkan Prinsip Operasi

Klasifikasi relay berdasarkan prinsip operasinya juga beragam, antara lain:

  • Relay elektromagnetik
  • Relay latching
  • Relay elektronik
  • Relay non-latching
  • Relay reed
  • Relay tegangan tinggi
  • Relay sinyal kecil
  • Relay waktu tunda
  • Relay multidimensional
  • Relay termal
  • Relay diferensial
  • Relay jarak
  • Relay otomotif
  • Relay frekuensi
  • Relay terpolarisasi
  • Relay putar
  • Relay urutan
  • Relay dengan koil bergerak
  • Relay Buchholz
  • Relay keamanan
  • Relay pengawasan
  • Relay gangguan tanah

Penjelasan tentang berbagai jenis relay di atas akan dibahas secara terpisah pada artikel yang terkait agar tidak terlalu panjang dan dapat lebih fokus dalam penjelasannya.

Tips Memilih Relay

Setelah memahami pengertian relay dan cara kerjanya, kami akan memberikan beberapa tips dalam memilih relay. Berikut ini adalah tips dan cara memilih relay yang dapat kalian coba:

1. Memahami kondisi yang diperlukan

Langkah pertama adalah memahami kondisi yang kalian perlukan. Misalnya, tegangan pasokan daya dari rangkaian kontrol, arus maksimum yang dibutuhkan, tegangan dan arus dalam rangkaian yang dikendalikan, serta jumlah dan jenis kontak yang diperlukan untuk rangkaian yang akan dikendalikan.

Saat memilih relay, tegangan pasokan daya dari rangkaian kontrol dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan. Rangkaian kontrol harus mampu menyediakan arus kerja yang cukup untuk relay, karena jika tidak, relay dapat menjadi tidak stabil.

2. Mengetahui spesifikasi relay

Setelah kalian mendapatkan informasi yang relevan dan mengidentifikasi kondisi penggunaan yang diperlukan, kalian dapat mencari informasi mengenai model dan nomor spesifikasi relay yang sesuai.

Jika kalian sudah memiliki relay, kalian dapat memeriksa apakah relay tersebut dapat digunakan berdasarkan data yang kalian miliki. Terakhir, pertimbangkan apakah ukurannya sesuai dengan kebutuhan.

3. Perhatikan ukuran relay

Jika relay digunakan untuk peralatan listrik secara umum, selain volume kotak, pertimbangkan juga tata letak pemasangan pada PCB. Untuk peralatan listrik yang lebih kecil, seperti mainan atau perangkat remote control, kalian dapat menggunakan relay berukuran kecil.

Dengan mengikuti tips di atas, kalian dapat memilih relay yang sesuai dengan kebutuhan kalian. Pastikan untuk memperhatikan kondisi kerja, spesifikasi, dan ukuran relay yang dibutuhkan untuk mendapatkan performa yang optimal dalam rangkaian kalian.

Penutup

Demikianlah kita telah mencoba memahami pengertian relay, sebuah perangkat kecil namun memiliki peran penting dalam berbagai sistem listrik dan elektronik.

Kita telah mempelajari bagaimana relay bekerja, berbagai fungsi yang dimilikinya, dan bagaimana peran mereka dalam membuat teknologi modern menjadi mungkin.

Meskipun mungkin tampak kompleks pada awalnya, memahami konsep dan fungsi relay sebenarnya cukup sederhana. Penting untuk diingat bahwa, meski ukurannya kecil, relay memiliki dampak yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari kita.

Dari menyalakan lampu di rumah kita, mengendalikan mesin industri, hingga melindungi peralatan elektronik kita dari kerusakan, relay berada di balik banyak teknologi yang kita gunakan setiap hari.

Semoga artikel exponesia.id ini telah memberikan wawasan yang berharga tentang peran penting relay dalam teknologi modern.

Teruslah belajar dan teruslah mengeksplorasi dunia teknik, karena pengetahuan adalah kunci untuk memahami dan memanfaatkan teknologi yang ada di sekitar kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *